Gelora Gairah [R18+!]

Melawan Ranah Inti Emas III  



Melawan Ranah Inti Emas III  

0(Faladhina Kiseki vs Tetua dari Sekte Golok Naga)     
0

*Tring trang tring*     

Guan Dao [White Purity] milik Faladhina Kiseki beradu dengan kuat melawan guan dao milik Tetua dari Sekte Golok Naga.     

"Ugghhh.... Kuat sekali pukulannya.... Dari mana juga gadis itu bisa mendapatkan senjata sebagus itu? Bahkan senjata milik Ketua Sekte saja rasanya tidak sekuat punya dia...." gumam Tetua dari Sekte Golok Naga.     

(Sudut Pandang Faladhina Kiseki)     

"Lemah sekali, kukira Tetua dari Sekte Kultivasi di dunia ini akan mampu memberi perlawanan yang lumayan, ternyata tak lebih dari samsak latihan saja..." Pikir Faladhina Kiseki dalam hati.     

Faladhina Kiseki sedari tadi hanya mengayunkan [White Purity] di tangannya sekena hatinya saja mengikuti naluri bertarung yang tertanam di dalam dirinya.     

Faladhina Kiseki berharap, dengan melawan seorang Tetua dari salah satu Sekte yang cukup terkenal hingga diketahui oleh Saladhina Olivia, bahkan sampai sang gadis memperingatkan dirinya untuk berhati - hati, maka akan mampu melatih naluri bertarung di dalam dirinya dengan melawan seorang pendekar yang sudah ahli dalam seni pertarungan.     

Namun apa daya, teknik bela diri dan seni bertarung yang dimiliki oleh Tetua dari Sekte Golok Naga tersebut ternyata tidak cukup kuat untuk mampu menandingi kekuatan mentah dari Faladhina Kiseki.     

Dengan setiap pukulan dari Guan Dao [White Purity] di tangannya, Faladhina Kiseki mampu mendesak Lelaki Karismatik dari Sekte Golok Naga tersebut yang hanya bisa bertahan saja menangkis semua serangan yang dilancarkan oleh sang gadis.     

"Oh, apakah ini mungkin taktik yang dengan sengaja dia mainkan ya? Dengan terus berada dalam bertahan, orang ini berharap akan mampu membuat saya yang dari tadi terus menerus menyerang untuk menghabiskan tenaga saya. Lalu setelah berhasil saya kelelahan, orang ini, yang sedari tadi terus mengambil posisi bertahan dan telah menghemat tenaganya kemudian akan langsung balik menyerang dan membalik posisi dalam sekejap." Pikir Faladhina Kiseki sambil mengayunkan Guan Dao di tangannya dengan kuat dan memukul mundur lelaki karismatik dari Sekte Golok Naga yang sedang dilawannya hingga terdorong sepuluh meter ke belakang.     

Dengan jarak yang tercipta di antara mereka, Faladhina Kiseki terdiam menarik nafas panjang sambil berpikir di dalam batinnya, "Hmph, licik juga ternyata orang ini, pura - pura lemah supaya bisa menyerang balik saat lawannya sudah lengah. Hebat, hebat, seperti yang sudah diharapkan dari seorang pria yang sudah banyak berpengalaman di medan laga!"     

Lalu dengan mengacungkan Guan Dao yang dipegangnya di kedua tangan sambil bersiap untuk menyongsong lawannya yang sudah berlari maju untuk menyerang dirinya, Faladhina Kiseki kembali membatin, "Hmph, tapi naif sekali, apa dia kira saya ini wanita lemah yang bisa kehabisan tenaga cuma dengan mengayunkan senjata seperti itu? Kalau mau, aku bisa mengayunkan senjataku ini sehari semalam tanpa merasa lelah sedikit pun! Ini tidak ada apa - apanya kalau dibandingkan dengan kultivasi ganda bareng Vivadhi Ranata!"     

Brrrrr....!!!!!     

Memikirkan kembali betapa nikmatnya kultivasi ganda yang dilakukan oleh sang gadis setiap malam bersama dengan lelaki yang dicintainya tersebut serasa memberikan semangat baru dan tenaga ekstra bagi Faladhina Kiseki yang tengah berada di medan laga dan menangkis serangan - serangan yang seolah - olah dikerahkan dengan segenap tenaga oleh lawannya yang katanya adalah seorang Tetua dari Sekte Golok Naga tersebut.     

Namun serangan - serangan dari orang tersebut malah terasa sangat loyo bahkan bagi Faladhina Kiseki yang hanya berada satu tingkat di atas lawannya tersebut.     

Sang gadis dengan mengernyitkan dahinya yang indah bagaikan plakat pualam tersebut pun kembali membatin dalam hatinya.     

"Orang ini benar - benar ya.... Lagaknya saja yang seperti mengeluarkan serangan besar dengan sekuat tenaganya, tapi ternyata serangannya loyo sekali seperti pria impoten! Apa ini juga bagian dari taktiknya untuk membuat saya menguras tenaga saya lebih banyak daripada yang seharusnya? Kalau memang benar begitu, sungguh tepatlah kata pepatah, semakin tampan seorang lelaki, maka harus semakin diwaspadai orangnya. Sungguh lelaki yang terbaik itu adalah yang seperti Vivadhi Ranata, rupanya memang tidak terlalu tampan, tapi dia sungguh begitu perkasa dan mampu memuaskan kami semua di atas ranjang!" Pikir Faladhina Kiseki dengan penuh semangat membara di dalam hatinya.     

Sambil memikirkan betapa luar biasanya nikmat yang direguk oleh dirinya tatkala sang gadis meraih klimaks yang tak tertahankan di dalam rangkulan penuh gelora gairah hasrat nafsu sang lelaki, Faladhina Kiseki pun dengan semakin gencar melancarkan gelombang demi gelombang serangan yang semakin lama semakin naik intensitasnya, seolah - olah sedang ingin menirukan irama dari gelombang demi gelombang kenikmatan yang menerpa tubuh dan jiwa sang gadis di setiap genjotan penuh birahi dari Vivadhi Ranata saat mereka sedang melakukan kultivasi ganda....     

(Sudut Pandang Tetua dari Sekte Golok Naga)     

"Tidak mungkin! Gadis ini, dari tadi ternyata dia masih memendam kekuatannya!" lelaki karismatik dari Sekte Golok Naga yang sedari tadi sudah kelelahan menerima "serangan normal" dari Faladhina Kiseki yang dilancarkan dengan sekena hati oleh sang gadis spontan saja merasa kaget karena tiba - tiba saja serangan yang dilancarkan oleh lawannya tersebut menaik tajam dalam skala kekuatannya.     

Sang lelaki dari Sekte Golok Naga tersebut pun hanya bisa berusaha bertahan sekuat tenganya saja menerima gelombang demi gelombang serangan yang semakin lama semakin ganas dan meluap - luap penuh nafsu bagaikan ombak - ombak tsunami yang tidak mengenal belas kasihan tersebut     

Bagaikan sehelai daun yang mengambang di tengah lautan yang sedang bergejolak, lelaki tersebut pun semakin lama menjadi semakin terpojokkan karena ombak - ombak ganas dari serangan Faladhina Kiseki dengan perlahan tapi pasti semakin lama semakin menenggelamkan dirinya.     

*tring* slash!!!!     

Baru saja sang lelaki dari Sekte Golok Naga tersebut menahan satu pukulan dari Guan Dao lawannya dengan sekuat tenaga, bilah tajam dari Guan Dao di tangan sang gadis pun meluncur dengan tanpa ampun memotong pergelangan tangannya yang telah kaku dan keram akibat menerima tekanan kuat saat mencoba menangkis serangan dari Faladhina Kiseki.     

Dan dengan telah terlukanya pergelangan tangan sang lelaki tersebut, hal tersebut pun menjadi awal dari ditutupnya takdir sang lelaki yang dengan segera akan berakhir di alam kematian.     

*dang* slash!!!! Slash!!!!     

Kali ini setelah dengan susah payah mencoba menahan serangan menyilang dari sang gadis dengan tangannya yang telah terluka, sang lelaki menerima dua luka tebasan lagi, masing - masing di kaki kiri dan kanannya.     

"AAaaaakkkhhhh!!!!! Apakah aku akan mati di sini!?" Demikian lah seruan terakhir di dalam hati lelaki karismatik dari Sekte Golok Naga tersebut sebelum dirinya telah tenggelam dalam gelombang - gelombak ganas dari serangan - serangan Faladhina Kiseki.....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.